Minggu, 05 Juni 2011

Bali Juara Nasional Kelulusan UN Tingkat SMP/MTs 2011


FisMat C++ Jika sebelumnya, sukses mempertahankan tingkat kelulusan terbaik secara nasional pada Ujian Nasional (UN) tingkat SMA, Provinsi Bali kembali sukses mempertahankan juara tingkat nasional kelulusan terbaik UN tingkat SMP.

“Bali terbaik secara nasional. Kita sukses mempertahankan prestasi seperti tahun lalu,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali, Ida Bagus Anom, Sabtu 4 Juni 2011.

Dia mengatakan, tingkat kelulusan di Bali mencapai 99,93 persen dari jumlah peserta yang mencapai 56.690. Dengan begitu, hanya 38 siswa saja yang tidak lulus mengikuti UN tahun ajaran 2010/2011 ini.

Menurut dia, 38 siswa yang tidak lulus tersebut tersebar di sekolah di beberapa provinsi, di antaranya 1 siswa di Kabupaten Klungkung, 2 siswa di Kabupaten Karangasem, 2 siswa di Kabupaten Badung dan 33 siswa di Kabupaten Buleleng. “Terbesar di Kabupaten Buleleng. Tingkat ketidaklulusan semata-mata lantaran ketidaksiapan siswa dalam mengikuti mata pelajaran yang diujikan,” kata dia.

Nilai tertinggi berdasarkan UN murni diperoleh dalam bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Matematika, dan Bahasa Inggris. Nilai tertinggi UN murni ketiga bidang studi itu adalah 10,00. Sedangkan, jika dilihat dari nilai akhir, nilai tertinggi diperoleh dari bidang studi Matematika, yakni 10,00.

Sementara itu, terkait kesuksesan Provinsi Bali meraih prestasi membanggakan di tingkat nasional, Anom mengatakan hal tersebut tak lepas dari dukungan pemerintah, sekolah, orang tua murid dan siswa sendiri.

Pemerintah Bali, tambah dia, sangat menyiapkan betul UN SMP tahun ini dengan menggelontor dana Rp15 miliar untuk persiapan seperti ujian try out dan lain sebagainya. Jumlah itu, katanya, belum ditambah dengan dana yang digelontor oleh kabupaten/kota. “Jika dijumlah dengan dana yang digelontor kabupaten/kota, jumlahnya lebih dari itu. Ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap persiapan UN. Bersyukur Bali memperoleh hasil terbaik,” katanya.

Sementara itu, pascapengumuman kelulusan yang dipusatkan di sekolah masing-masing, tak nampak kegembiraan berlebihan yang dilakukan oleh siswa. Sebagian di antara mereka, memilih untuk pulang ke rumah menyampaikan kabar gembira kelulusan mereka kepada orang tua mereka. Sebagian lainnya lebih memilih melakukan persembahyangan di sekolah masing-masing sebagai bentuk wujud syukur. “Setelah sembahyang, mau langsung pulang untuk menyampaikan kabar kelulusan ini kepada orang tua,” sebut Diah Indira Maha Putri, siswa SMPN 1 Kuta yang memperoleh ranking 3 tertinggi berdasarkan Nilai Akhir (NA).

Dari pantauan VIVAnews.com tak nampak konvoi kendaraan roda dua seperti yang terjadi pada kelulusan siswa SMA sebelumnya. (eh)
Laporan: Bobby Andalan l Bali
• VIVAnews


sumber: sini

Siswa/Siswi di Jakarta Timur Lulus 100%

JAKARTA (FisMat C++) – Seluruh peserta Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jakarta Timur (Jaktim) yang berjumlah 35.086 siswa dinyatakan l lulus UN 100 persen. Prestasi ini meningkat tajam dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 99,25 persen.
Kepala Suku Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas) Jaktim, Abdul Rasyid mengaku bersyukur sekaligus bangga dengan prestasi tersebut. Menurutnya, keberhasilan ini tercapai berkat kerjasama yang baik antar guru, kepala sekolah, kasie pendidikan di tiap kecamatan, dan komunitas pendidikan terkait dalam meningkatkan kualitas.

“Angka kelulusan UN SMP 2011 di Jaktim mencapai 100 persen. Seluruhnya berasal dari 92 sekolah negeri dan 157 sekolah swasta di Jaktim. Nilai rata-rata yang masing-masing siswa yakni tertinggi 38,20, dan terendah 22, 50. Dengan demikian, Jaktim berada di urutan kedua setelah Jakarta Selatan,” kata Abdul Rasyid saat dihubungi melalui ponselnya, Sabtu (4/6).
Kendati demikian, Abdul Rasyid berharap, prestasi seperti ini dapat terus dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan, sehingga wilayah Jaktim dapat terus mencetak pelajar yang berprestasi dan siap bersaing dengan pelajar dari wilayah lain. (yulian/B)

Santa Ursula Raih Nilai Tertinggi UN SMP di Jakarta

GAMBIR (FisMat C++) – Siswa-siswi tingkat SMP di DKI Jakarta kembali mengukir prestasi. Dari 134.061 siswa yang mengikuti Ujian nasional (UN), hanya tujuh siswa yang dinyatakan tidak lulus.
“Artinya, kualitas dunia pendidikan di DKI Jakarta semakin baik. Mudah-mudahan di tahun berikutnya kita bisa mencapai kelulusan 100 persen. Kami akan berupaya keras untuk mencapai tersebut,” kata Taufik Yudi Mulyanto, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, kemarin.

Dibanding tahun lalu, tingkat kelulusan tahun 2011 sangat tinggi. Angka kelulusan siswa SMP/MTS di DKI pada 2010 hanya 99,81 persen, pada 2011 persentase kelulusan siswa meningkat jadi 99,99 persen.
Taufik menyebutkan, tujuh siswa yang tidak lulus tersebut berasal dari sekolah swasta. Antara lain, 1 orang dari SMP Sultan Hasanudin, 1 dari SMP Wiyatamandala, 1 dari SMP Taman  Siswa, dan 4 dari SMP Darul Maarif.
Untuk prestasi, nilai tertinggi dalam UN 2011 diraih SMP Santa Ursula, disusul  SMPN 115, SMPN 85, SMP Kanisius, SMPN 19, SMPN 41, SMP Labschool Kebayoran, SMPK 2 Penabur, SMP Kristen VII, dan SMPN 49.
“SMP swasta memegang nilai tertinggi. Ini artinya, SMP negeri harus bekerja lebih keras lagi supaya dapat melampui prestasi SMP swasta,” pintanya.
Untuk prestasi nilai UN tertinggi di tingkat siswa diraih oleh dua siswa SMP Mahatma Gandi School, Kemayoran, Jakarta Pusat yaitu, Clarissa (39,6) dan Erica (39,4). Sementara lainnya, Ibrahim Ramadhan dari SMPN 19 (39.40), Dendi Reza Pahlevi dari SMPN115 (39.40), Ivana Purnawijaya dari SMPK2 Penabur (39.35), Frida Avianing IS  dari SMPN 172 (39.35), Chairunisa Niken    dari SMPN 109 (39.35), dan Khairun Nadiya dari SMP Al Azhar 12 (39.20).
“Peserta didik yang berprestasi meraih nilai tertinggi dalam UN harus tetap diberikan perhatian khusus dan dibina secara serius. Sehingga di SMA nanti, mereka bisa berprestasi membanggakan DKI,” harapnya. (john/B)
sumber: sini

Rata-Rata Nilai UN Bahasa Indonesia SMP/MTs Paling Akhir

FisMat C++Jakarta - Rata-rata nilai akhir ujian nasional sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs) mata pelajaran bahasa Indonesia berada di urutan terakhir. Hari ini, Sabtu, 4 Juni 2011, 99,45 persen siswa SMP/Mts dinyatakan lulus. Dari 3.660.803 peserta ujian nasional, total yang lulus sebanyak 3.640.569 siswa. Jumlah itu meningkat 0,03 persen dibanding tahun sebelumnya.

Masih rendahnya nilai mata pelajaran bahasa Indonesia, menurut Mansyur Ramli, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional, karena siswa kurang piawai membaca cepat sedangkan mayoritas soal diawali dengan soal bacaan. "Soalnya sendiri tidak terlalu sulit,” katanya, Kamis, 2 Juni lalu. 

Siswa dituntut mendalami makna dan menjawab cepat, sementara banyak kemiripan dalam pilihan jawaban. "Kalau dibuat rata-rata, bahasa Indonesia termasuk paling rendah," kata Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh, Rabu lalu, 25 Mei 2011.

Dibanding mata pelajaran lainnya, rata-rata nilai bahasa Indonesia terbawah, yaitu 7,49 dengan nilai terendah tak sampai 1,00 hanya 0,80 dan tertinggi 9,90. Angka itu lebih rendah dibanding rata-rata nilai mata pelajaran matematika, yaitu 7,50, dengan nilai terendah 0,80 dan nilai tertinggi mencapai nilai sempurna, 10,00. Adapun mata pelajaran IPA, rata-rata nilainya 7,60 dengan nilai terendah 1,00 dan tertinggi 10,00. 

Sementara itu, nilai rata-rata bahasa Inggris justru di peringkat teratas, berselisih 0,16 angka dari bahasa Indonesia, yaitu 7,65 dengan nilai terendah 0,90 dan nilai penuh untuk nilai tertinggi.

Saat ini, Kementerian tengah menggalang masukan dari berbagai kalangan, baik dari universitas maupun asosiasi untuk terus memperbaiki kualitas soal UN. Khusus soal bahasa Indonesia, Mansyur mengungkapkan bahwa pihaknya kini tengah berkordinasi dengan Universitas Negeri Yogyakarta.

MARTHA THERTINA



sumber: sini

Sanksi Bagi Siswa/Siswi SMP Yang Corat-Coret di Hari Kelulusan

FisMat C++Surabaya - Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Harun memastikan tak ada aksi coret-coret dalam pengumuman kelulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ataupun Madrasah Tsnawiyah (MTs), Sabtu 4 Juni 2011.

"Kami pastikan, seluruh kepala sekolah kami perintahkan dan berikan sanksi bagi siswa yang membandel," kata Harun, Sabtu, 4 Juni 2011 siang. Sanksi yang diberikan berupa pemanggilan orang tua bagi siswa yang terbukti tetap menggelar konvoi ataupun coret-coret dalam kelulusan kali ini.



Pantauan Tempo, prosesi kelulusan siang ini memang tak seperti kelulusan tingkat SMA beberapa waktu lalu. Meski saat itu pengumuman kelulusan dilakukan dengan mengirimkan surat kepada wali murid, coret-coret baju dan konvoi masih saja memenuhi jalanan Surabaya.

Kepala SMPN 1 Surabaya, M. Mochtar, mengatakan, sesuai dengan kesepakatan seluruh kepala sekolah dan arahan Dinas Pendidikan, pengumuman kelulusan diberikan secara langsung kepada wali murid. Langkah ini untuk menghindari kedatangan siswa ke sekolah. "Wali murid jauh hari kami imbau untuk mengawasi anak mereka, jangan sampai keluar rumah untuk konvoi ataupun coret-coret," ujar Mochtar.

Berdasarkan catatan Dinas Pendidikan Jawa Timur, dari 540.608 siswa SMP/MTs yang ikut Ujian Nasional setidaknya terdapat 1.154 siswa yang dinyatakan tak lulus.

Nilai Ujian Nasional tertinggi di Jawa Timur diraih Anas Jatikusuma, pelajar SMPN 1 Tuban, dengan nilai 39,01. Disusul Dwi Oktaviona, pelajar SMPN 3 Jombang, dengan nilai 38,60, dan urutan ketiga Fernaldi Sutandyo, pelajar SMP Petra Surabaya, dengan nilai 38,40.

FATKHURROHMAN TAUFIQ



sumber: sini

Seleksi Jalur Mandiri Diselenggarakan Setelah SNMPTN

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dirjen Pendidikan Tinggi Kemdiknas Djoko Santoso menyatakan perguruan tinggi negeri diperkenankan untuk menyelenggarakan seleksi jalur mandiri setelah hasil ujian tertulis SNMPTN diumumkan, yakni pada 30 Juni 2011.

"Silakan saja bagi PTN yang memang masih memiliki daya tampung kursi untuk masing-masing jurusan bisa menyelenggarakan secara mandiri, namun kami ingin mengingatkan kuotanya tidak boleh melebihi 40 persen," kata Djoko pada penjelasan pers pelaksanaan ujian tertulis SNMPTN di Jakarta.

"Setelah proses SNMPTN selesai, PTN bisa mengadakan seleksi, tetap dengan sejumlah catatan, yakni jalur mandiri bukan untuk meraup dana dari penetapan biaya masuk yang tinggi, masih ada peluang bagi peserta yang tidak lolos seleksi SNMPTN untuk masuk pada PTN yang diminati. Selain itu, untuk mengakomodasikan ijazah sekolah menengah atas yang berasal dari sekolah di luar negeri," katanya.

Meski tidak dapat menyebutkan secara rinci jumlah PTN yang akan menyelenggarakan seleksi jalur mandiri, namun Djoko mengatakan mayoritas PTN kemungkinan masih memiliki kursi kosong, seperti ITB dengan nama "ITB untuk Semua" dan "ITB kemitraan Nusantara".

Demikian juga, PTN lainnya, seperti Universitas Indonesia, IPB, UNJ dan lain sebagainya diperbolehkan menyelenggarakan seleksi jalur mandiri yang pelaksanaannya diserahkan ke masing-masing pengelola PTN.

Sementara itu, Ketua SNMPTN yang juga Rektor IPB Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto mengingatkan agar peserta dan masyarakat tidak terpancing iming-iming oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dengan menjanjikan jaminan masuk ke PTN yang diminati dengan imbalan uang dalam jumlah tertentu.

"Kami menerima laporan adanya layanan pesan singkat atau short message service (SMS) yang berisi tawaran meloloskan peserta dalam ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Kami ingatkan agar masyarakat tidak mempercayai hal itu," katanya.

Demikian juga beredar SMS dan pesan lainnya yang menyatakan seolah-olah dapat membantu meloloskan peserta. "Tolong disampaikan bahwa yang seperti itu tak mungkin bisa tembus," ucapnya menambahkan.

Herry mengatakan peluang lolos dalam seleksi ujian tertulis selalu ada bila peserta mengikuti prosedur resmi yang sudah ditetapkan oleh panitia SNMPTN, sehingga tidak perlu terpengaruhi isu yang hanya menguntungkan oknum-oknum tertentu saja
Redaktur: taufik rachman
Sumber: antara

sumber: sini

Komisi X DPR dan Kemdiknas Susun Kurikulum Pendidikan Pancasila

FisMat C++,JAKARTA — Semakin lunturnya nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar menjadi keprihatinan bagi DPR. Karena itu, Komisi X DPR bersama Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) menyusun kurikulum pendidikan Pancasila. Tujuannya untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila di sekolah maupun kampus. Dengan begitu, siswa maupun mahasiswa semakin paham kandungan sebenarnya ajaran Pancasila.

Anggota Komisi X DPR, Reni Marlinawati, mengaku semakin prihatin dengan semakin lunturnya nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar dan mahasiswa. Untuk itu, kata dia, Komisi X DPR selama tiga tahun terakhir menggelontorkan dana Rp 1 triliun bagi dunia pendidikan. Yang dana khusus itu digunakan untuk mendanai kegiatan sebagai bentuk penguatan kurikulum pendidikan Pancasila.

Tak hanya siswa dan mahasiswa, melainkan juga guru dan dosen. “Kegiatannya bisa dalam bentuk training agar siswa semakin paham apa itu Pancasila,” ujar Reni dalam diskusi di Warung Daun Cikini, Sabtu (4/6).

Reni menyoroti, pelestarian ajaran Pancasila di kalangan pelajar semakin dilupakan. Antara lain, ditinggalkannya upacara bendera setiap Senin, tak diwajibkannya siswa menghafal lagu kebangsaan maupun nama tokoh nasional. Meski Reni mengakui hal itu sebagai bentuk seremonial normatif belaka.

Namun, kegiatan itu sangat efektif bagi penanaman nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar. “Pemerintah harus mengembalikan sistem pendidikan yang dulu berlaku di sekolah,” kata anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR itu.

Budayawan Radhar Panca Dahana, menilai ajaran Pancasila semakin dilupakan masyarakat akibat kesalahan pemerintah. Menurut dia, pemerintah berperan besar menjerumuskan masyarakat hanya memaknai Pancasila sebagai slogan semata. Apalagi, pemerintah tak memiliki definisi komprehensif tentang arti lima sila yang terkandung di dalamnya.

Radhar menengarai, Pancasila ditinggalkan karena tak mampu menjawab persoalan di masyarakat. “Ini tugas pemerintah menjadikan Pancasila sebagai solusi bagi setiap permasalahan bangsa,” ucapnya.
Redaktur: taufik rachman
Reporter: C13

sumber: sini

Provinsi Jawa Barat Peringkat Pertama Kelulusan UN SMP/MTs 2011

BANDUNG, FisMat C++ Provinsi Jawa Barat berada di peringkat pertama nasional dalam hal persentase kelulusan siswa dalam ujian nasional tingkat SMP/MTs 2011 ini. Pengumuman kelulusan akan disampaikan lewat surat ke alamat rumah siswa pada hari ini.
Ada kenaikan persentase kelulusan siswa SMP/MTs pada ujian nasional tahun ini dibandingkan tahun lalu. "Saat ini, sebanyak 99,96 persen, atau 651.245 siswa lulus ujian. Tahun lalu, tingkat kelulusannya 99,95 persen," kata Kepala Dinas Pe ndidikan Provinsi Jawa Barat Wahyudin Zarkasyi di Bandung, Jumat (3/6/2011).

Wahyudin mengatakan, jumlah peserta ujian nasional tingkat SMP/MTs di Jawa Barat pada tahun ini adalah 651.534 peserta. Sebanyak 289 siswa di antaranya tidak lulus. Sedangkan tahun lalu, jumlah pesertanya 636.521 siswa, 350 di antaranya gagal.
Selain ada peningkatan jumlah kelulusan siswa, nilai rata-rata ujian pada tahun ini juga naik 0,47. Tahun lalu, nilai rata-rata ujian nasional adalah 29,34, sedangkan tahun ini menjadi 29,81.
Ketua Ujian Nasional Provinsi Jawa Barat Dedi Sutardi mengatakan, tahun ini Jabar menempati peringkat pertama nasional dalam hal persentase kelulusan siswa. Sedangkan dalam hal rata-rata nilai ujian, pelajar SMP/MTs Jabar ada di urutan kedua.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Oji Mahroji mengatakan, pengumumang kelulusan diadakan pada Sabtu ini. "Sebelum dikirimkan lewat pos kepada siswa, sekolah akan mengkaji hasil ujian itu," kata Oji.
Pengumuman melalui surat pos ke rumah-rumah dinilai Oji bisa mengurangi kemungkinan siswa merayakan kelulusan dengan berkonvoi di jalan raya. "Siswa jadi hanya menunggu di rumah, sehingga tidak perlu keluar merayakan kelulusan dengan konvoi dan corat-coret," ujarnya.

sumber: sini

Sebanyak 20.234 Siswa Tidak Lulus UN SMP/MTs

Jakarta, FisMat C++ Sebanyak 20.234 siswa dari total 3.660.803 siswa atau 0,55 persen jumlah peserta ujian nasional jenjang SMP/MTs tahun 2010/2011 tidak lulus. Terdapat pula 12 sekolah yang 100 persen siswanya tidak lulus dengan jumlah 91 siswa.
”Sebaliknya, ada 40.218 sekolah dengan 3.140.664 siswa yang 100 persen siswanya lulus,” kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, Rabu (1/6) di Jakarta. ”Ada peningkatan angka kelulusan tahun ini yakni sebesar 0,3 persen,” ujarnya.

Jumlah siswa tidak lulus terbanyak ada di Jawa Tengah, yakni sebanyak 4.823 siswa dari 505.393 peserta.
Menurut Nuh, nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa Indonesia 7,49. Nilai maksimum yang diraih siswa 9,90, sedangkan nilai terendah 0,80. ”Dibandingkan mata pelajaran lain, nilai rata-rata Bahasa Indonesia termasuk yang paling rendah,” kata Nuh.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional Mansyur Ramly menambahkan, rendahnya nilai pada mata pelajaran Bahasa Indonesia karena lemahnya kemampuan dalam membaca. Padahal, soal-soal Bahasa Indonesia umumnya diawali dengan soal bacaan.
”Mungkin karena terburu-buru waktu dan belum terbiasa membaca cepat. Apalagi jawaban dari soal-soal Bahasa Indonesia kalau tidak sempurna pemahamannya akan sulit memilih jawaban karena mirip-mirip,” kata Mansyur.
Meski demikian, kata Mansyur, pihaknya masih perlu memetakan alasan rendahnya nilai Bahasa Indonesia agar bisa dilakukan perbaikan materi soal, peningkatan kemampuan guru, atau perbaikan kurikulum.
Intervensi
Bagi 12 sekolah yang 100 persen siswanya tidak lulus UN, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdiknas Suyanto mengatakan, kemungkinan sekolah-sekolah itu akan digabung dengan sekolah terdekat jika jumlah siswanya dinilai terlalu sedikit.
”Yang jelas tidak dibubarkan. Rasio guru dan siswa yang timpang secara pedagogik juga tidak baik,” ujarnya.
Seperti halnya pada sekolah jenjang SMA/MA/SMK yang tingkat kelulusannya nol persen, kata Suyanto, pemerintah akan meminta daerah untuk memberikan bantuan dana alokasi khusus. ”Bisa untuk dana pembangunan fisik seperti laboratorium, perpustakaan, atau bantuan pembelian buku,” ujarnya.
Kelulusan naik
Di beberapa daerah dilaporkan, angka kelulusan siswa SMP sederajat mengalami kenaikan. Di Sulawesi Selatan, angka kelulusan SMP tahun 2010 sebesar 98,54 persen, sedangkan tahun 2011 naik menjadi 99,81 persen.
”Dari 130.967 peserta, hanya 248 siswa atau 0,18 persen yang tidak lulus,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Sulsel Abdullah Djabbar.
Di Sulawesi Tenggara, angka kelulusan siswa SMP sederajat naik dari 79,27 persen pada tahun 2010 menjadi 98,96 persen pada tahun 2011.
”Dari 38.626 siswa yang mengikuti UN SMP, hanya 403 siswa yang tidak lulus,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Sultra Damsid. (LUK/ENG/SIN)

sumber: sini

Sebanyak 3.772 Siswa SMP Tidak Lulus UN 2011

PONTIANAK, FisMat C++ Sebanyak 3.722 siswa atau 6,15 persen dari 60.518 peserta ujian nasional tingkat SMP/sederajat tahun ajaran 2010/2011 di Provinsi Kalimantan Barat dinyatakan tidak lulus.
"Kalau dipersentase tingkat kelulusan SMP/sederajat tahun ini 93,85 persen atau sebanyak 56.796 siswa lulus UN dari jumlah peserta 60.518 siswa," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar Alexius Akim di Pontianak, Sabtu (4/6/2011).

Ia menjelaskan, jumlah SMP/sederajat yang menyelanggarakan UN adalah sekitar 1.141 sekolah. Dari jumlah itu dua sekolah dengan tingkat kelulusan nol persen, yakni SD-SMP satu atap di Kabupaten Ketapang, SMPN-4 dengan jumlah peserta dua orang dan satu SMP lainnya dengan jumlah peserta 4 orang.
Data Diknas Kalbar, mencatat jumlah sekolah dengan tingkat kelulusan 0 hingga 20 persen sebanyak 4 sekolah, 20-50 persen sebanyak 39 sekolah, 50-75 persen sebanyak 78 sekolah, 75-99,99 persen sebanyak 324 sekolah dan lulus 100 persen sebanyak 694 sekolah.
"Rata-rata jumlah peserta UN SMP/sederajat yang pesertanya banyak tidak lulus adalah SD-SMP satu atap yang berada di daerah terisolir dan perbatasan Kalbar," kata Akim.
Akim menjelaskan, tingkat kelulusan UN SMP/sederajat tertinggi di Kabupaten Sekadau 99,85 persen atau sebanyak 2.589 siswa dan terendah di Kabupaten Kayong Utara sebesar 23,30 persen atau sebanyak 301 siswa.
"Sementara untuk jumlah siswa tidak lulus terbesar di Kabupaten Sambas sebanyak 1.124 siswa dan terkecil di Kabupaten Sekadau sebanyak 4 siswa," katanya.
Untuk jumlah rata-rata UN SMP/sederajat tertinggi di Kota Pontianak, yakni 29,20, sementara jumlah rata-rata terendah di kabupaten Kayong Utara sebesar 23,99. Rata-rata mata pelajaran Bahasa Indonesia tertinggi di Kota Pontianak 7,18, terendah di Kayong Utara 6,30.
Rata-rata mata pelajaran Bahasa Inggris tertinggi di Kota Pontianak 7,83, terendah di Kabupaten Sambas 6,30, untuk rata-rata Matematika tertinggi di Kota Pontianak 7,22, terendah di Sambas 5,58. Dan rata-rata mata pelajaran IPA tertinggi di Kabupaten Sanggau 7,01 dan terendah di Kabupaten Kayong Utara 6,02.
Menurut Kadiknas Provinsi Kalbar, kalau dilihat dari rangking kelulusan tertinggi di Kabupaten Sekadau sebesar 99,85 persen, kemudian disusul Melawi 99,72 persen, Landak 99,54 persen, Kapuas Hulu 99,07 persen, Kota Pontianak 98,72 persen, Sintang 98,57 persen, Kubu Raya 98,41 persen, Sanggau 96,72 persen, Kota Singkawang 93,20 persen, Kabupaten Pontianak 90,81 persen, Bengkayang 85,51 persen, Ketapang 82,96 persen, Sambas 82,89 persen, dan terendah di Kabupaten Kayong Utara 76,70 persen.
Akim mengimbau siswa SMP/sederajat yang tidak lulus sebaiknya mengulang saja. Kalaupun tidak mengulang bisa mengikuti ujian paket B.

sumber: sini
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Cheap Web Hosting