Rabu, 20 Juli 2011

7 T Untuk Dana Abadi Pendidikan


JAKARTA, FisMat-c - Setiap tahunnya, sejak awal tahun 2011, mendepositokan Anggaran Pembelanjaan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 1 triliun setiap tahunnya. Menteri Pendidikan Nasional M Nuh mengatakan, dana itu disebut dana abadi, yang akan dimanfaatkan untuk menyiasati kebutuhan biaya pendidikan nasional yang sangat besar. Pada tahun 2014 mendatang, dana abadi ini ditargetkan sudah mencapai Rp 5 - Rp 7 triliun.

"Nanti mudah-mudahan dalam APBN-Perubahan bisa ditambahkan sebanyak Rp 1 sampai 2 triliun lagi. Itu harapan kita. Bayangan saya, nanti di tahun 2014 atau tiga tahun lagi dana abadi bisa mencapai Rp 5 sampai 7 triliun," ujar Nuh, kepada Kompas.com, di Jakarta, Rabu (20/7/2011).

Dengan dana sebesar Rp 2 triliun, berarti setiap tahun Kemdiknas mendapatkan bunga sebesar Rp 70 miliar. Bunga itulah yang akan dipakai untuk membiayai pendidikan. Sementara dana induknya, tetap tidak boleh digunakan dengan alasan apa pun dan terus ditambah minimal Rp 1 triliun setiap tahunnya.

"Induknya tetap tidak boleh dikutak-kutik. Yang diambil bunganya saja. Kalau Rp 2 triliun dapat Rp 70 miliar, Rp 4 triliun dapat Rp 140 miliar, Rp 5 triliun dapat sekitar Rp 200 miliar. Nantinya paling tidak ada sekitar Rp 250 miliar yang bisa dipakai untuk memobilisasi anak-anak studi ke luar negeri," tandas Nuh.

Ia meyakini, dana abadi yang sifatnya fleksibel dapat menjadi jalan keluar ketika dana APBN terlambat dicairkan.

sumber disini

Program SP3 2011 Kirim 1000 Sarjana Ke Pedesaan

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Pemuda dan Olahraga bersama perguruan tinggi di 33 provinsi melakukan kerja sama untuk mengirim 1.000 sarjana pada 2011 ke pedesaan dalam program pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (SP3).
"Mereka akan berada di desa selama dua tahun untuk menggerakkan desa. Bisa jadi guru, pelatih olahraga, membantu pertanian atau peternakan," kata Menpora Andi Mallarangeng di sela rakor program SP3 dan penandatanganan MOU Menpora dengan 33 rektor perguruan tinggi di Jakarta, Rabu (20/7/2011).
Andi mengatakan, MOU tersebut merupakan revitalisasi program SP3. Bentuk revitalisasi itu, antara lain, dengan melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi dalam merekrut dan menempatkan para sarjana.
"Dulu tidak melibatkan perguruan tinggi. Yang merekrut dinas pemuda dan olahraga. Banyak kampus tidak tahu program ini," katanya.
Selain itu, katanya, saat ini sarjana akan ditempatkan bukan di daerah asalnya. "Dulu ditempatkan di kampung halaman mereka," ujar Andi.
Andi mengatakan, para sarjana yang mengikuti program ini akan mendapatkan biaya hidup minimal. Oleh sebab itu, katanya, sarjana yang mengikuti program ini adalah yang mempunyai keinginan dan spirit untuk membangun desa.
Ia mengharapkan, dengan adanya program SP3 ini paling tidak mendapatkan dua manfaat. Pertama, nilai tambah untuk membangun desa. Kedua, para sarjana yang mengikuti program dapat membangun kemampuan diri serta menjadi mengenal dan mencintai desa.
Perguruan tinggi yang melakukan kerja sama, antara lain, Institut Pertanian Bogor, Universitas Udayana, Universitas Bengkulu, Universitas Mulawarman, Universitas Hasanuddin, Universitas Pattimura, Universitas Andalas, Universitas Lampung, Universitas Lambung Mangkurat, dan Universitas Negeri Gorontalo.
SP3 dimulai sejak tahun 1989 sebagai wujud keprihatinan pemerintah terhadap fenomena tingginya angka pengangguran pemuda di pedesaan dan banyaknya lulusan perguruan tinggi yang menjadi pencari kerja di perkotaan.

sumber: sini
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Cheap Web Hosting