Kamis, 04 Agustus 2011

BI Berikan Beasiswa Sebesar 9,22M

Les Privat FisMat-C, JAKARTA - Bank Indonesia pada tahun ini memberikan dana beasiswa sebesar Rp9,22 miliar kepada 2.960 mahasiswa strata 1 dari 63 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Pemberian beasiswa secara simbolis diberikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D Hadad kepada empat perguruan tinggi di Jabodetabek yaitu Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Islam Negeri Hidayatullah di Jakarta, Rabu.

Direktur SDM BI, Gatot Sugiono mengatakan program ini diberikan kepada mahasiswa program strata 1 yang kurang mampu, namun memiliki prestasi akademik yang baik guna menyelesaikan tugas akhir akademi atau studinya dan bersifat sosial serta tanpa ikatan dinas. "Jumlah penerima beasiswa meningkat teris dari tahun 2000 untuk 60 PT menjadi 63 PT mulai 2008," katanya.

Muliaman mengatakan sejak tahun 1980 sudah memberikan beasiswa dengan jumlah yang cukup besar dan akan diusahakan terus diperbesar setiap tahunnya.

Menurutnya, kondisi pendidikan di Indonesia selama ini tidak berubah banyak meski APBN sudah menyediakan anggaran sebesar 20 persen dari pengeluaran, sehingga perlu bantuan dari pihak lain untuk membantu mahasiswa yang kurang mampu. "BI akan sekuat mungkin mencari cara efektif untuk membantu lewat beasiswa, jadi ini harus dimaksimalkan karena kesempatan ini luar biasa," katanya.

Menurutnya, seperti halnya program financial inclusion, maka sektor pendidikan juga perlu peningkatan yang lebih inklusif yaitu memberikan akses yang besar ke semua masyarakat seperti halnya pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. "Perlu desain sektor pendidikan yang lebih inklusif, sehingga perkembangan menjadi lebih berkualitas," katanya.

Wakil Rektor IPB Yonny Koesmaryono mengatakan sangat mengharapkan pemberian beasiswa tidak hanya sekadar uang tapi juga pelatihan-pelatihan sehingga dapat membantu kemampuan mahasiswa. "IPB, sebesar apapun itu adalah berkah dan pasti bermanfaat," katanya.
sumber: sini

Siswa SD Muhammadiyah I Krian Sidoarjo Juarai Kompetisi Matematika Internasional

Les Privat FisMat-C, SIDOARJO - Pavita Ardhani Sugiharto, siswa Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah I Krian, Sidoarjo, berhasil menjuarai lomba matematika tingkat internasional yang bartajuk "International Mathematic Contest" (IMC) 2011 yang digelar di Global Indian School di Singapura.

"Tidak ada persiapan khusus dalam perlombaan itu, hanya saja saya rutin dan tekun untuk mengikuti bimbingan belajar selama dalam masa karantina di Bogor," katanya kepada pers di Sidoarjo, Rabu.

Ia mengemukakan, dalam perlombaan tersebut, dirinya membawa pulang medali perunggu dan berhasil menyisihkan ratusan peserta dari berbagai negara di dunia. "Sekali lagi, tidak ada persiapan khusus hanya selama empat hari persiapan, saya memang mencoba untuk mendalami ilmu matematika yang telah diperoleh di sekolah dan juga lebih rutin mengerjakan soal untuk persiapannya di IMC 2011," katanya.

Siswa yang menyukai ilmu aljabar ini menjelaskan, dirinya berhasil menyabet medali perunggu saat bersaing bersama ratusan peserta dari berbagai negara.

Meski demikian, anak pasangan Sugiharto dan Rini Puspitasari ini mengaku belum sepenuhnya dapat mengerjakan 18 soal yang diberikan. Dari jumlah soal yang diberikan tersebut, Pavita mengaku kesulitan mengerjakan dua soal uraian yang diberikan.
"Saya kesulitan mengerjakan soal uraian. Karena diperintahkan harus menjelaskan secara detail," katanya.

Sedangkan, untuk sisa soal yakni delapan isian singkat serta delapan pilihan ganda mampu dia selesaikan dengan cepat.
Ia menceritakan, waktu 90 menit yang diberikan pun mampu dia gunakan semaksimal mungkin untuk menyelesaikan soal tersebut.
"Saya hanya kesulitan mengerjakan soal uraian saja, sedangkan isian singkat dan pilihan ganda bisa saya kerjakan," kata siswa yang mempunyai hobi membaca itu.

Dia mengungkapkan, saat lomba dirinya memang memfokuskan untuk mengerjakan isian singkat dan soal pilihan ganda. Pasalnya, dua model soal tersebut mempunyai bobot nilai yang cukup tinggi dibandingkan dengan soal uraian yang diberikan.

"Terlebih lagi, materi soal dalam dua model soal tersebut menjadi kegemarannya. Di antaranya, materi bilangan, kombinasi angka serta beberapa rumus kecepatan," katanya.

Kesuksesan Pavita memperoleh medali di Singapura memang tidak terlepas dari kecintaannya pada mata pelajaran hitung-menghitung ini.

Saat menginjak SD pun dia selalu aktif mengerjakan soal matematika baik itu soal dari guru matematika dan soal yang dia cari dalam jaringan(internet). "Minimal sehari mengerjakan dua soal matematika. Jika soal itu sulit, solusinya jangan mudah menyerah dan terus berusaha," katanya.

Sementara itu, Humas SD Muhammadiyah I Krian, Hamim Efendi mengaku bangga dengan prestasi anak didiknya yang mampu meraih prestasi di tingkat internasional itu. "Kami berharap, prestasi Pavita dapat diikuti siswa lain. Dan kami juga mempunyai komunitas 'sains' untuk menampung siswa-siswa yang gemar pada mata pelajaran tersebut. Diharapkan prestasi dari even nasional dan internasional terus lahir dari bakat dan prestasi siswa," katanya.

sumber: sini

Surat Ombudsman ke Disdik DKI

JAKARTA, Les Privat FisMat-C - Surat soal saran Ombudsman RI untuk Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI untuk pelaksanaan keputusan KIP terkait Dana BOS sudah dikirimkan, Rabu (3/8/2011) kemarin.
"Dengan demikian, Disdik DKI sudah bisa segera menindaklanjutinya. Janji Kepala Disdik DKI pada Juni lalu, kalau surat dari kami sudah diterima, paling lambat sepekan setelahnya semua kepala sekolah wajib membuka detil informasi penggunaan dana BOS kepada publik," kata anggota Ombudsman RI Budi Santoso, Kamis (4/8/2011).
Surat tersebut merupakan langkah lanjutan Ombudsman setelah sebelumnya mengundang Kepala Disdik DKI Taufik Hidayat untuk berdiskusi tentang banyaknya laporan penyelewengan dana BOS di sekolah-sekolah di Jakarta. Taufik akhirnya setuju membuka detil informasi dana BOS jika Ombudsman memberikan semacam surat petunjuk teknis berdasarkan keputusan KIP bulan lalu.
Dengan demikian, ICW dan sejumlah pihak yang melaporkan dugaan penyelewengan dana BOS di lima SMP di Jakarta kepada Polda Metro Jaya, berhak mendapatkan informasi selengkapnya penggunaan dana BOS dari kepala sekolah bersangkutan. Polisi pun lebih leluasa dalam melakukan penyidikan.
sumber: sini

LUCU!! Belum Kuliah Langsung Wisuda

AMBON, Les Privat FisMat-C - Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Maluku, Salim Kairoty mengatakan, kasus penerimaan mahasiswa baru langsung wisuda dan tanpa melalui proses perkuliahan merupakan sebuah tindakan pelacuran terhadap dunia pendidikan.
"Kalau ada orang yang sama sekali tidak sekolah dan tidak kuliah lalu diberikan ijazah atau diwisuda tidaklah dibenarkan, sebab ini merupakan tindakan pelacuran terhadap dunia pendidikan," katanya di Ambon, Jumat (29/7/2011).
Disdikpora juga mengimbau oknum yang sengaja melakukan proses pembodohan intelek di masyarakat untuk memperkaya diri harus dihentikan, karena dalam dunia pendidikan formal atau informal seperti kelompok bermain, TK, SD hingga perguruan tinggi tetap melalui proses belajar mengajar.
Sehingga diharapkan agar tindakan yang merendahkan etika-etika pendidikan tanpa melalui jalur-jalur yang mestinya dihentikan karena membuat pembodohan intelek terhadap masyarakat.
Kasus seperti ini bisa terlihat dari oknum pengelola Universitas Graha Ga Utama Jombang,Jawa Timur cabang Kota Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru,Maluku yang diduga kuat telah melakukan penipuan terhadap puluhan calon mahasiswa, sesuai laporan ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Kepulauan Aru, Djukut Jonatan.
Oknum tersebut mematok Rp15 juta per calon mahasiswa dengan janji langsung diwisuda sarjana lengkap di Jombang tanpa melalui proses perkuliahan.
Menurut Salim, hal seperti ini sudah dilarang dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Dalam pasal 67 UU tersebut menyatakan, perseorangan, organisasi, atau penyelenggara pendidikan yang memberikan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik, profesi, dan atau vokasi tanpa hak diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau denda paling banyak Rp 1 miliar.
Untuk perguruan tinggi yang sudah ditutup tapi masih tetap beroperasi saja dipidana, jadi kasus di Aru itu tidak boleh terjadi.
"Kami belum mendapatkan laporan resmi kasus di Dobo dan mengetahuinya dari pemberitaan media, namun bila ada pengaduan resmi dari masyarakat tentunya kami juga akan menyikapi itu kalau benar-benar terjadi," ujarnya.
Pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan setempat perlu melakukan pengawasan dan pemantauan secara ketat dan informasikan agar tidak ada keresahan di masyarakat.

sumber: sini

PTN Perlu Tambah Jumlah Doktor

YOGYAKARTA, Les Privat FisMat-C- Jumlah doktor di perguruan tinggi merupakan salah satu parameter kredibilitas lembaga pendidikan tersebut. Hal itu dikatakan Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Edy Suandi Hamid, di Yogyakarta, Rabu (3/8/2011).
"Oleh karena itu, perguruan tinggi termasuk Universitas Islam Indonesia (UII) perlu terus menambah jumlah doktor untuk meningkatkan kualitas dan kredibilitas," kata Edy saat memberikan penyambutan delapan doktor baru UII, hari ini.
Menurut dia, dengan jumlah doktor yang terus bertambah, perkembangan universitas dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai institusi pendidikan tinggi semakin meningkat.

Ia mengatakan, jumlah doktor di Indonesia hingga saat ini dinilai masih sangat minim. Dari total penduduk Indonesia sekitar 230 juta orang, hanya 23.000 orang yang menyandang gelar doktor.
"Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) mencatat pada 2010 pertambahan dosen berkualifikasi doktor hanya sekitar 3.500-4.000 orang. Indonesia juga dinilai terlambat mencetak doktor dibandingkan dengan negara lain," katanya.

Menurut dia, di Amerika Serikat, jumlah doktor telah mencapai 3,1 juta orang dan India memiliki 1,69 juta doktor. "Hal itu menuntut kita memiliki tanggung jawab dalam mendidik, membina, dan membekali mahasiswa sehingga nanti menjadi alumni yang dapat berperan dalam memperbaiki bangsa dan negara," katanya.
Ia mengatakan, delapan doktor baru UII itu terdiri atas tujuh orang lulusan perguruan tinggi luar negeri dan satu orang lulusan perguruan tinggi dalam negeri.
"Dengan delapan doktor baru yang lulus pada 2010-2011 itu, UII kini memiliki 85 dosen dengan jenjang pendidikan strata tiga atau doktoral," katanya.

sumber: sini

Banyak Sekolah Rawan Bencana

JAKARTA, Les Privat FisMat-CSebanyak 136.640 unit sekolah di Indonesia, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, berdiri di atas wilayah yang rawan gempa bumi. Ini menyebabkan Indonesia termasuk negara dengan sekolah keempat terawan bencana di dunia.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Kamis (4/8/2011) melalui pesan singkatnya.
Menurut Sutopo, dari 144.507 Sekolah Dasar, 109.401 sekolah atau 76 persen berada di provinsi dengan risiko gempa tinggi. Untuk Sekolah Luar Biasa, 1.147 sekolah dari total 1.455 sekolah atau 79 persen berisiko gempa tinggi.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 18 .855 sekolah dari total 26.277 sekolah atau 72 persen berada di daerah rawan bencana. Sementara itu Sekolah Menengah Atas 7.237 sekolah dari total 10.239 sekolah atau 71 persen berada di kawasan dengan risiko kegempaan yang tinggi.
"Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2010, jumlah sekolah Indonesia termasuk empat yang terbanyak di dunia," ujar Sutopo.
"Sekolah merupakan komunitas yang sangat rentan terhadap bencana jika sekolah tidak aman. Di dunia terdapat 1,2 miliar a nak usia sekolah. Bagian besar dari kehidupan anak berlangsung di sekolah, tetapi sayang banyak bangunan sekolah berkualitas di bawah standar. 875 juta siswa di dunia yang berdiri di daerah rawan gempa termasuk di Indonesia," lanjut Sutopo.

sumber: sini
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Cheap Web Hosting