Sabtu, 11 Juni 2011

Joko Santoso Harapkan Robot Karya Mahasiswa Bisa Dijadikan Industri

YOGYAKARTA, FisMat C++ Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Joko Santoso mengharapkan, robot karya mahasiswa tidak hanya merupakan karya yang ditujukan untuk mengikuti kejuaraan. Tetapi, bisa juga memberikan manfaat bagi sektor ekonomi dan industri. Hal itu disampaikan Joko di sela pembukaan Kontes Robot Nasional (KRN) 2011, di Grha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada, Sabtu (11/6/2011).

"Dengan demikian, hasil karya robotika para mahasiswa itu tidak hanya berhenti pada sisi kejuaraan, tetapi juga ditindaklanjuti untuk kepentingan kedua bidang tersebut,"kata Joko.
Dengan keterlibatan dan dukungan dunia industri pada pengembangan robot itu, menurutnya, di masa yang akan datang pengembangan robotika di Indonesia diperkirakan akan semakin maju. "Bagi kontingen dan mahasiswa yang menang pada kompetisi tersebut kami berharap dapat menunjukkan kekuatannya di kancah internasional. Di era persaingan yang ketat seperti saat ini kita harus terus berusaha agar dapat menunjukkan kekuatan kita di tingkat global pada bidang robotika," katanya.
Sementara itu, Rektor UGM Sudjarwadi mengatakan, KRN 2011 diharapkan dapat dijadikan sarana mengembangkan dan memajukan dunia robotika di Indonesia. "Kontes itu diharapkan juga dapat menjadi ajang untuk melatih sikap siap berkompetisi secara profesional bagi para mahasiswa. Melalui kompetisi itu akan tercipta para pemimpin bangsa yang berkualitas," katanya.
Ketua Panitia KRN 2011 Muhammad Arif Wibisono mengatakan, kegiatan bertema "Jogja Robot Under Attack" itu menampilkan 101 tim dari 51 perguruan tinggi. Tim tersebut merupakan juara 1-3 di tingkat regional, yakni Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Menurut dia, KRN 2011 mempertandingkan kategori Kontes Robot Indonesia (KRI), Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) beroda, berkaki, dan battle, dan Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI).  
KRI bertema Larungan. Pemenang kategori itu akan mewakili Indonesia dalam kontes robot internasional ABU Robocon 2011 di Thailand. Ia mengatakan, KRCI beroda dan berkaki bertema Robot Pemadam Api dan KRCI battle bertema Robot Pemain Bola. Pemenang kontes itu akan mewakili Indonesia di ajang kontes robot di Meksiko.
"KRSI bertema Robot Penari Klono Topeng, yang menampilkan robot yang akan meniru penari klono topeng dari Yogyakarta," katanya.

sumber: sini

Priyo: Hormat Pada Bendera dan Lagu Indonesia Raya Adalah Ibadah

FisMat C++, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso mengaku dirinya prihatin karena masih ada sekolah dan stasiun radio yang tidak menghormati simbol-simbol negara, seperti tidak mau hormat kepada bendera Merah Putih dan menyiarkan lagu Indonesia Raya.

"Ini salah kaprah, karena hormat kepada bendera Merah Putih bukan syirik. Kok masih ada sisa persoalan yang belum terselesaikan, kenapa tidak mau hormat. Ini sungguh memprihatinkan," kata Priyo di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (10/6).

Menurut Priyo, dalam agama hormat kepada bendera Merah Putih adalah sebuah ibadah. "Saya diajarkan oleh kiai-kiai dan ustadz bahwa hormat kepada bendera Merah Putih adalah bentuk cinta tanah air, cinta tanah air adalah ibadah," kata Priyo.

Oleh karena itu, ia meminta kepada Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) dan Kementerian Agama (Kemag) untuk mengusut adanya sekolah yang tidak mau menghormati bendera Merah Putih. "Kemdiknas dan Kemag harus segera lakukan pengecekan dan pembinaan terhadap sekolah tersebut. Harus dibina, silahkan kalau Kemendiknas menutup sekolah tersebut, kalau tidak mau dibina dan anak didik diselamatkan," katanya.

Ia juga menyatakan keprihatinannya atas lagu Indonesia Raya yang dianggap oleh Radio Komunitas Ibnul Qoyyim di Balikpapan, Kalimantan Timur. "Saya prihatin ada lagu kebangsaan ditolak. Kementerian Komunikasi dan Informatika harus segera melakukan pengecekan dan kalau itu memang benar, sungguh sangat memprihatinkan. Segera cabut saja frekuensi siaran radio tersebut," kata Priyo.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, dua sekolah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tidak mau hormat kepada bendera Merah Putih. Dua sekolah itu adalah Yayasan Perguruan Islam Al Irsyad Al Islamiyah Tawangmangu dan SD IST Al Albani Matesih. Sementara komunitas Ibnul Qoyyim di Balikpapan, Kalimantan Timur, menolak menyiarkan lagu Indonesia Raya di radionya.



sumber: sini

Islam Banyak Diminati Oleh Mahasiswa Rusia

JAKARTA, FisMat C++ Sebanyak 27 mahasiswa muslim Rusia memperdalam studi keislaman di sejumlah perguruan tinggi Islam negeri di Indonesia, antara lain di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Seperti dikutip dari ANTARA, Sekretaris Kedua Fungsi Pensosbud KBRI Moskow Enjay Diana, Sabtu (11/6/2011), mengatakan, selain di dua universitas itu, mereka juga akan belajar di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta.

Para mahasiswa ini berasal dari berbagai wilayah Rusia yaitu Moskow, Kazan, Tatarstan, Grozny, Chechnya, dan Makhachkala, Dagestan. Mereka mengambil berbagai progam pendidikan baik sarjana (S-1) maupun master (S-2) dan doktor (S-3) pada berbagai jurusan atau spesialisasi, seperti syariah, ekonomi Islam dan tilawah.
Dalam pertemuan dengan mahasiswa tersebut di KBRI Moskow sehari sebelum keberangkatan ke Indonesia, Dubes RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa yang memiliki tekad belajar agama Islam di Indonesia. Dubes Hamid Awaludin mengatakan, para mahasiswa ini adalah pionir dalam mengembangkan hubungan antara bangsa Indonesia dan Rusia yang tidak hanya dalam aspek keagamaan, namun juga pendidikan, sosial dan budaya.
Pertemuan tersebut juga dihadiri delegasi Indonesia yang mengikuti "Interfaith Dialog Indonesia-Rusia?" di Moskow, di antaranya Kabalitbang Kementerian Agama Prof Dr H Abdul Djamil, Rektor UIN Jakarta, Prof Dr Komarudin Hidayat, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gonto Dr KH Syukri Zarkasyi, dan Prof Dr Philip K Wijaya, Perwakilan Etnis China dan Walubi, serta Alberd Pardede, Kasubbag Perencanaan Setditjen IDP, Kemlu.
Menurut Komarudin Hidayat, Indonesia merupakan salah satu tempat yang dapat dijadikan tempat belajar memperdalam keislaman.
"Indonesia dan Rusia adalah negara sama-sama multi etnik dan multi agama. Pendidikan yang diperoleh bermanfaat besar bagi mahasiswa itu sendiri dan masyarakat pada umumnya dengan mengedepankan toleransi antarsesama," ujar Komaruddin.
Mukhammad-Arif Darvishov dari Institut Teologi dan Hububungan Internasional Makhachkala, Dagestan, menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Pemerintah Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada mahasiswa muslim Rusia belajar di Indonesia. "Kami sangat senang bahwa mahasiswa kami yang sedang belajar saat ini di Indonesia baik-baik saja. Dengan pengiriman mahasiswa baru ini diharapkan dapat lebih mendekatkan hubungan antarmasyarakat kedua bangsa," ujar Mukhammad-Arif.
Ia menambahkan, pengetahuan tentang Indonesia, perkembangan pemikiran dan praktik Islam di Indonesia, menjadi dasar penting untuk dipelajari. Menurutnya, Indonesia mengenal toleransi intern umat beragama dan antarumat beragama.
Pengiriman mahasiswa muslim tahun 2011 ini merupakan yang kedua kali, setelah tahun 2010 sebanyak 10 mahasiswa muslim Rusia memperdalam studi Islam di UIN Malang. Kerja sama ini merupakan salah satu implementasi dari kerja sama antarperguruan tinggi Islam di Rusia dan Indonesia yang ditandatangani pada akhir tahun 2009, ketika Rektor Universitas Islam Rusia, Univesitas Islam Moskow dan Institut Teologi dan Hubungan Internasional Makhachkala berkunjung ke Indonesia. 

Sumber: disini
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Cheap Web Hosting