Selasa, 14 Juni 2011

Lukman Hakim Minta Dispen Kota Surabaya Lakukan Ujian Ulang Murid SDN Gadel 2 Surabaya

FisMat C++Jakarta - Wakil Ketua MPR, Lukman Hakim Saifuddin, meminta agar Kementerian Pendidikan membatalkan ujian nasional di SD Negeri Gadel II Surabaya. Selanjutnya, Kementerian diminta untuk mengadakan ujian ulang. "Ini sungguh tragedi yang amat mengusik kita," kata Lukman, Selasa, 14 Juni 2011.

Selain itu, Lukman juga meminta agar Pemerintah Jawa Timur menindak tegas aparatnya yang menghukum warganya yang mencoba berkata jujur. "Kalau dibiarkan, ini malah akan mengancam nilai kejujuran yang ada di masyarakat," kata politikus PPP ini. 

Praktek menyontek di SD Gadel Surabaya ini dilakukan seluruh siswa. Praktek ini terbongkar berkat laporan wali murid bernama Siami. Ia tidak terima anak lelakinya, Al, dipaksa oleh wali kelas berinisial Fat memperlihatkan lembar jawaban ujian nasionalnya kepada teman-teman sekelas. 

"Anak saya selalu saya ajari untuk jujur, tapi di sekolah malah diajari oleh gurunya untuk tidak jujur," kata Siami.

Siami semula tidak tahu anaknya diperlakukan demikian sebab Al tidak berani menceritakan masalah tersebut kepada orang tuanya. "Saya menyayangkan cara-cara wali kelas itu," kata Siami.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, tiga bulan sebelum UASBN, Al didoktrin untuk mau memberi contekan dengan dalih membantu teman-temannya serta membalas budi baik guru.

Wali kelas khawatir angka ketidaklulusan di sekolahnya tinggi karena dari hasil try out diketahui bahwa 25 persen dari 60 siswa dinyatakan tidak lulus. "Al siswa terpandai di kelasnya," kata Siami.

Siami telah berupaya memprotes masalah itu ke pihak sekolah, termasuk pada Fat dan kepala sekolah Sukatnam. Namun, jawaban yang ia terima berbelit-belit. Bahkan, nomor telepon genggam Fat yang semula diberikan pada Siami ternyata tidak bisa dihubungi.

Ny. Rum, tetangga Siami, mengatakan sejak diadakan pertemuan antara Siami dengan perwakilan warga di Balai Rukun Warga, Kamis, 9 Juni 2011, lalu, Siami sudah tidak kembali ke rumahnya. Pertemuan yang lebih mirip “pengadilan” terhadap Siami itu dihadiri oleh pejabat Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan Kecamatan Tandes dan polisi.

Upaya kejujuran yang diungkap Siami ini rupanya diprotes ibu-ibu di lingkungan dia tinggal. Beberapa saat setelah Siami menyuarakan kebohongan itu, ratusan massa, yang kebanyakan ibu-ibu, berteriak-teriak mengusir Siami ke luar dari kampung.  Ibu dua anak itu dianggap mencoreng nama baik SD Negeri Gadel II, terutama guru-guru dan siswa kelas VI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Cheap Web Hosting