Senin, 06 Juni 2011

FITRA: Anggaran Pendidikan Tinggi Rp28 Triliun


FisMat C++ Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) kembali merilis anggaran pendidikan pemerintah. Untuk tahun ini, FITRA menemukan adanya perbedaan yang signifikan alokasi anggaran untuk perguruan tinggi dan pendidikan dasar.

Menurut Kordinator Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi, kebijakan anggaran Kementerian Pendidikan Nasional untuk tahun 2011 ternyata lebih mengutamakan pendidikan tinggi daripada pendidikan dasar, menengah atau pendidikan anak usia dini, non formal, dan informal.

Uchok memaparkan, pada tahun anggaran 2011 ini, anggaran kepada satuan kerja Ditjen pendidikan tinggi sebesar Rp28 triliun. Sedangkan, untuk Ditjen pendidikan dasar hanya dialokasikan sebesar Rp12 triliun; Ditjen pendidikan menengah dialokasikan sebesar Rp5 triliun, dan Ditjen pendidikan anak usia dini, non formal, dan informal dialokasikan sebesar Rp2,9 trilun.

"Alokasi anggaran untuk ditjen pendidikan tinggi sebesar Rp28 triliun menodai rasa keadilan bagi pendidikan dasar dan menengah," kata Uchok dalam keterangan persnya yang diterima VIVAnews.com. Senin, 6 Juni 2011.

Dia menambahkan, jumlah perguruan tinggi di indonesia masih sangat sedikit untuk setiap provinsi. Apalagi, menurutnya, jumlah mahasiswa seluruh indonesia hanya sebanyak 4,8 juta orang.  Tetapi, pemerintah melalui APBN 2011 telah mengalokasi anggaran sebesar Rp28 triliun.

"Sedangkan untuk pendidikan dasar dan menengah, dimana jumlah siswa lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa," ujarrnya.

Menurut data FITRA, jumlah siswa SD berjumlah 27.384.329 orang; jumlah siswa SMP sebanyak 8.980.429 orang; jumlah siswa SMA sebanyak 3.857,245 orang. Dan jumlah siswa SMK sebanyak 3.094.051 orang. Kalau dijumlah siswa antara SD, SMP, SMA, dan SMK, maka jumlah seluruhnya siswa sebanyak 43.316.054 siswa.

"Dengan demikian, dari kebijakan anggaran seperti ini, berarti pemerintah telah mentelantarkan pendidikan dasar dan menengah, dan memanjakan perguruan tinggi," tegas Uchok.

Karena itu, FITRA mendesak Komisi X DPR, harus berani untuk memprioritas kebijakan anggaran yang berpihak kepada pendidikan dasar, dan menengah bukan pendidikan tinggi.  "Dan ini artinya, alokasi anggaran untuk perguruan tinggi harus diturunkan, dan alokasi anggaran untuk pendidikan  dasar dan menengah harus dinaikan pada tahun anggaran 2012 ini," harapnya.
Salah Paham
Namun, Kepala Pusat Informasi Kemendiknas, Ibnu Hamad membantah data yang dirilis oleh FITRA. Dia menegaskan, sebenarnya anggaran untuk pendidikan dasar tidak berkurang. Hanya saja, anggaran dari pemerintah pusat langsung dialokasikan ke pemerintah daerah.

"Cara membacanya FITRA salah, dana untuk pendidikan dasar sebenarnya tetap besar. Karena sekarang pengelolaan anggaran tidak hanya di Kemendiknas," jelas Ibnu.

Sedangkan untuk anggaran perguruan tinggi, juga sebenarnya tidak besar. Sebab, dalam anggaran itu juga untuk program-program lain bagi mahasiswa yang tidak mampu. "Seperti ada program Bidik Misi, itu bagi mahasiswa yang kurang mampu, anggarannya sebesar Rp500 per bulan. Nah, program itu sudah berjalan sejak tahun lalu (2010)," terangnya.

Untuk itu, agar masyarakat tidak salah paham, sebenarnya anggaran untuk pendidikan dasar tidak menurun. "Sekali lagi, sebetulnya tidak rendah. Karena anggaran untuk pendidikan dasar langsung diberikan ke pemerintah daerah," tegasnya.
sumber: sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Cheap Web Hosting