Rabu, 27 Juli 2011

SD Belajar Menjadi Wartawan

Les Privat FisMat-C -- Sebanyak 30 siswa kelas V SD Muhammadiyah Gresik Kota Baru menjadi wartawan. Mereka terbagi enam kelompok yang mewawancari beberapa orang di sekitar sekolah dengan latar belakang pekerjaan berbeda-beda, mulai dari tukang becak, penjual bunga, mahasiswa, hingga pemilik warung kopi.

Renanthera Rahmadwiningtyas, salah seorang siswa membawa kamera, dan alat tulis, bersama dengan empat temannya mendatangi penjual bunga, yang berjarak 100 meter dari sekolah . Dia bersama temannya sedang menjalani profesi sebagai jurnalis cilik untuk mewawancarai narasumber.

Tanpa rasa canggung anak-anak itu menyapa penjual bunga. "Selamat pagi, Bu! Sudah berapa lama Ibu ber jualan bunga di sini? Jenis bunga apa yang sangat digemari pembeli? Berapa penghasilan Ibu tiap hari?," mereka mengajukan pertanyaan kepada sang penjual bunga.

Shelma Ayu, siswa lainnya merasa senang bisa mewawancarai penjual kopi.

"Saya jadi tahu, penghasilan tiap hari, hari apa yang paling banyak pengunjungnya, sampai dengan berapa kilo kopi yang habis dalam sehari," papar Shelma Rabu (27/7).

Para siswa secara khusus mendapatkan tugas mengaplikasikan pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu wawancara orang dengan berbagai jenis pekerjaan. "Anak-anak harus diberikan pengalaman melakukan wawancara secara langsung kepada narasumber," tutur Ichwan Arif, guru Bahasa Indonesia di sekolah tersebut.

Menurut Ichwan, yang lebih penting adalah pembelajaran harus mengedepankan praktik, bukan hanya sekedar teori. Siswa dalam pembelajaran wawancara harus dipastikan melakukan sendiri. Sebelum praktik wawancara dan menjadi jurnalis cilik, mereka mendapat bekal terlebih dahulu , termasuk teori praktis wawancara dan mengubah hasil wawancara menjadi tulisan sederhana.

Siswa diperkenalkan dengan konsep 5W+1H ( what, where, when, who, why, dan how), bagaimana membuat pertanyaan yang baik dan mengena sesuai dengan tema yang akan dibahas , bagaimana adab dan etika wawancara dengan narasumber dan bagaimana cara mengolah data hasil wawancara secara sederhana. Masing-masing kelompok diberi tugas wawancara penjual bunga, penjual warung kopi, tukang becak, mahasiswa/mahasiswi, pedagang kaki lima, dan petugas kebersihan.

"Anak-anak berekreasi sambil menggali informasi melalui pembelajaran menjadi jurnalis cilik. Pembelajaran berorientasi pada enjoy and fun, tanpa mengurangi hakiki dari pembelajaran aplikasi," kata Ichwan.



sumber: sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Cheap Web Hosting